29.11.08

bernafas

ini adalah desain sayembara rumah sakit akademik UGM Yogyakarta. Sebetulnya ini pertama kali saya mendesain rumah sakit. Dan beruntung dinobatkan sebagai pemenang ke 5. Tim desain: yu sing, benyamin narkan, eguh murthi pramono, iwan gunawan, novi yulianti.
Idenya adalah memakai konsep bernafas sebagai sumber inspirasi desain. Ada juga korelasi antara konsep bernafas tersebut dengan jaringan paru-paru manusia, tata bangunan, dan bentuk adaptasi batik kawung terhadap tampak seluruh bangunan rumah sakit ini.

28.11.08

Pendidikan arsitektur milik siapa?

Ahmad Djuhara pernah berkata bahwa arsitektur yang hebat dapat dilahirkan karena adanya klien yang hebat. Tetapi yang perlu dipertanyakan adalah seberapa banyak klien yang hebat itu sudah ada. Semakin banyak klien yang hebat itu ada, maka akan semakin banyak arsitektur yang hebat itu dilahirkan. Semakin banyak arsitektur yang hebat dilahirkan, maka wajah lingkungan hidup sehari-hari akan semakin indah dan menyenangkan untuk dihidupi. Dan akan semakin banyak pula arsitek-arsitek hebat dilahirkan di Indonesia.

Bagaimana agar klien yang hebat menjadi semakin banyak? Pemahaman masyarakat tentang arsitektur harus semakin baik, semakin luas, semakin mendalam. Semakin masyarakat melek arsitektur, tahu apa itu arsitektur, tahu seperti apa luasnya arsitektur, semakin banyak klien yang hebat akan dilahirkan. Tidak ada jalan yang lebih cepat dari itu. Dan pendidikan arsitektur kepada masyarakat mungkin merupakan jawabannya.

Pendidikan merupakan hak semua orang, karena segala kebenaran adalah kebenaran milik Tuhan. Barangkali sudah bukan waktunya lagi pendidikan arsitektur dibelenggu oleh dinding-dinding sekolah arsitektur. Barangkali sudah waktunya masyarakat Indonesia diberikan pendidikan arsitektur secara benar, luas, dan mendalam. Sama seperti pengetahuan yang didapatkan oleh mahasiswa arsitektur di sekolah-sekolah arsitektur.

Bila media arsitektur (yang saat ini sudah ada sedemikian banyak) dilibatkan untuk memberikan pendidikan arsitektur, akan menjadi sangat menyenangkan. Media arsitektur pun tidak akan lagi terjebak dan terseok-seok membahas hanya “tren arsitektur” yang sempit. Dosen-dosen, praktisi, dan penulis arsitektur dapat bekerja sama untuk memberikan materinya kepada media arsitektur. Antara media arsitektur yang satu dengan yang lainnya tidak akan bersaing untuk membahas hanya satu wajah arsitektur tertentu yang sama. Karena arsitektur memiliki banyak wajah. Arsitektur akan menjadi lebih menyenangkan bila pendidikan arsitektur menjadi milik masyarakat.
28 november 2008
yu sing